Jumat, 18 Januari 2008

pagi-pagi di KRL bogor-jakarta

18 Januari 2008
Ragu-ragu mau naik kereta pertama ato yang kedua. Karena yang kedua belum jelas, jadilah aku masuk ke gerbong di kereta pertama.
Wah belum-belum ada seorang yang selalu melihatku.... dia orang sedikit gila dan pengemis...... turun aja akh daripada ada apa-apa. Turun dari gerbong tersebut, pindahlah aku ke gerbong di depannya......... Ketika KRL sudah melaju..... tiba-tiba orang semua ribut....ada apa ini.... ternyata orang yang agak gila tadi sudah sampai di gerbong yang aku naiki..... waaaah dia bernyanyi-nyanyi sambil minta sedekah......
Aku dihampirinya.... aku beri dia sedekah..... waaaah dia batuk-batuk dan meludah di depanku. Waduuuh.... bagaimana ini. Aku terdiam saja, lebih baik aku berpura-pura tidur sajalah.... tapi telingaku mendengar celotehannya : Weeei yang waras ngalah.....tau gak namaku..... capek deh.
Boleh juga nih, gaul juga dia, tapi..... sekali lagi dia terbatuk-batuk dan meludah lagi.
Badannya kurus kerempeng, dia kedinginan, karena kakinya dibungkus dengan kaus kaki. Tingkahnya betul-betul menarik perhatian semua orang.
Aku takut tertular, kututup mulutku...... Aku takut tertular TBC, aku pernah bronchitis selama satu tahun penuh, sampai gak naik kelas.......
Tapi aku jatuh kasihan padanya..... kalo dia tidak begitu dia tidak mendapat uang untuk menyambung hidupnya.
Tanpa terasa....KRL sudah sampai di Cikini, turun yuuk

Tidak ada komentar: